Rabu, 15 Januari 2020

7 Usaha Pembebasan Konstantinopel Sepanjang Sejarah


Oleh: Gen Saladin

Sejarah telah mencatat sekian banyak kesuksesan perjuangan umat Islam berawal dari semangat merealisasikan janji Nabi. Sebut saja pembebasan Syam, Persia dan Yaman oleh para sahabat. Semua itu termotivasi oleh kabar gembira yang disampaikan Nabi ketika perang Ahzab. Demikian juga dengan Kota Mesir, kabar tentang pembebasannya juga pernah disampaikan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di hadapan para sahabat.
Berikutnya janji Nabi yang akhirnya melahirkan kisah yang cukup fenomenal adalah kabar pembebasan Konstantinopel.
Salah seorang sahabat Nabi, Abu Qubail bercerita, “Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya, ‘Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Roma?’ Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Lalu ia berkata, ‘Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau ditanya:
 أي المدينتين تفتح أولا : أقسطنطينية أو رومية ؟ فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : مدينة هرقل تفتح أولا . يعني : قسطنطينية
Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Roma?’ Rasul menjawab, ‘Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.’ Yaitu: Konstantinopel’.” (HR. Ahmad, ad-Darimi dan al-Hakim)
Hadits ini dinyatakan shahih oleh al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Sementara Abdul Ghani al-Maqdisi berkata, “Hadits ini hasan sanadnya.” Syaikh Al-Albani sependapat dengan al-Hakim dan adz-Dzahabi bahwa hadits ini shahih. (Lihat Silsilah Ahadits al-Shahihah 1/3)
Layaknya sebuah sayembara, janji yang disebutkan di atas memotivasi setiap pemimpin kaum muslimin untuk merealisasikannya. 


1. 49 Hijriah / 669 Masehi
Menurut Ibnu Jarir Ath Thabari dalam Kitab Tarikh-nya, Muawiyah bin Abi Sufyan menjadi muslim pertama yang merealisasikan tekad untuk membebaskan Konstantinopel. Saat itu ia mengamanahkan anaknya -Yazid bin Muawiyah- memimpin 300 ribu tentara dengan 300 kapalnya. Konstantinopel belum bisa dibebaskan dan seorang sahabat Abu Ayyub Al Anshari syahid di sana.


2. 54-60 Hijriah / 674-680 Masehi
Masih di era Kekhalifahan Muawiyah bin Abi Sufyan, serangan ini berlangsung selama 6 tahun lamanya di bawah kepemimpinan Abdurrahman bin Khalid bin Walid. Konstantinopel adalah pusat saraf negara Bizantium. Jika jatuh, provinsi-provinsi yang tersisa dari Kekaisaran tidak akan mungkin bersatu, dan akan menjadi gerbang besar bagi Kaum Muslimin membebaskan Eropa. Namun kali ini masih gagal, dan kegagalan serangan Muslimin terhadap Konstantinopel merupakan peristiwa yang menandai puncak gerakan Muawiyah sejak tahun 661.



3. 98 Hijriah / 718 Masehi
Di era Kekhalifahan Sulaiman bin Abdul Malik (Umayyah), beliau mengamanahkan kepemimpinan pasukan pada saudaranya, Maslamah bin Abdul Malik membawa 200 ribu tentara dan 5000 kapal. Kegagalan ekspedisi ini melemahkan negara Umayyah. Seperti komentar sejarawan Bernard Lewis, "Kegagalannya membawa dampak besar bagi kekuatan Umayyah. Pengeluaran finansial dari ekspedisi ini menyebabkan gejolak fiskal dan keuangan Kekhalifahan."


4. 165 H / 781 Masehi
Di era Kekhalifahan Muhammad Al Mahdi (Abbasiyah) mengamanahkan kepemimpinan 95 ribu pasukan kepada anaknya, Harun Al Rasyid. Walaupun tidak berhasil membebaskan Konstantinopel, ekspedisi ini sukses dan memiliki dampak penting di Byzantium. Permaisuri Irene mengajukan perjanjian damai yang cenderung merugikan Bizantium. Ini tidak berlebihan, terutama mengingat skala serangan Kaum Muslimin, Irene menggunakan tiga tahun gencatan senjata untuk memperkuat posisi internalnya.


5. 796 Hijriah / 1393 Masehi
Di era Kesultanan Utsmaniyah, Sultan Bayazid I, beliau sangat serius ingin membebaskan Konstantinopel. Beliau membangun salah satu pasukan terbesar di dunia yang dikenal pada saat itu namun belum berhasil mengepung Konstantinopel.  Meskipun demikian, Bayazid I secara meyakinkan mengalahkan Tentara Salib di Nicopolis (di Bulgaria modern) pada tahun 1396, dan Pembebasan Konstantinopel gagal karena beliau dikalahkan dan ditangkap oleh Timur Lenk pada Pertempuran Ankara pada 1402 dan meninggal dalam tahanan pada bulan Maret 1403.


6. 824-863 Hijriah / 1421-1451 M
Proyek Pembebasan ini adalah inisiatif ayah Muhammad Al Fatih, Sultan Murad II. Para sejarawan menyebut ekspedisi ini sebagai "Pengepungan skala penuh pertama di Konstantinopel." Sultan Murad II terpaksa mencabut pengepungan karena pemberontakan adiknya, Küçük Mustafa, di Anatolia yang didukung oleh klan Germiyan dan Karaman, yang takut akan kebangkitan kekuatan Utsmaniyah.


7. 857 Hijriah / 1453 Masehi
Akhirnya setelah penantian panjang, Sultan Muhammad Al Fatih bisa mencapai bisyarah dari Rasulullah ﷺ sebagai panglima terbaik dengan tentara terbaik. Beliau mengepung kota Konstantinopel selama 54 hari, dimulai pada 23 Maret 1453 di hari Jumat yang suci Sultan bertolak Dari Erdirne menuju Konstantinopel dengan seluruh pasukan Angkatan Laut, Artileri, Kalvaleri, dan Infanterinya yang berjumlah 250.000 pasukan. Konstantinopel dibebaskan pada 29 Mei 1453.

Referensi :
1. Tarikh Ath Thabari, Ibnu Jarir Ath Thabari
2. Ayyamun Lâ Tunsâ, Tamir Badr
3. Jankowiak, Marek (2013). "The First Arab Siege of Constantinople"
4. Turnbull, Stephen (2004). The Walls of Constantinople, AD 324–1453
5. Ottoman Archives
Previous Post
Next Post

Man 'Arofa Nafsihi 'Arofa Robbuhu | #IslamSelamatkanNegeri

0 komentar: