Minggu, 01 Desember 2019

[SOAL JAWAB] Makna Sunnah dalam Kitab Nizham Al-Islam

Hasil gambar untuk sunnah"

Pertanyaan

Assalamualaikum wr wb. 
Semoga Allah memberkahi majlis ilmu ini. Aamiin

Dalam kitab nizham al-islam syekh Taqi juga membahas BAB terkait makna As-sunnah, apakah sama dengan makna sunnah dalam hadist dari al-Irbadh bis Sariyah r. a. ini?
[Abu Mujahid]

Jawaban

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
الحمدلله رب العالمين والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه أجمعين وبعد

Berkenaan dengan lafal sunnah dalam kitab Nizham al-Islam, kaitannya dengan hadist ini: 

Dari Al-’Irbadh bin Sariyah r.a. ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:

«عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ بعدي، عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ»

“Hendaklah kalian berdiri di atas sunnahku, dan sunnah para khalifah al-râsyidîn al-mahdiyyîn (para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan menunjuki kepada kebenaran) setelahku, gigitlah oleh kalian hal tersebut dengan geraham yang kuat.” (HR. Ahmad, Ibn Majah, Al-Hakim, Al-Baihaqi)

Lafal sunnah dalam hadits di atas jelasnya secara lughawi berkonotasi thariqah, yakni "jalan", secara istilah syar'i yakni: segala hal yang dicontohkan Nabi ﷺ untuk umatnya, baik berupa af''al (perbuatan), aqwal (perkataan) serta taqrir (diam yang menunjukkan persetujuan) atas perbuatan sahabatnya.

Lafal sunnah dalam hadits di atas, jelasnya bukan sunnah dalam artian muqabil (kebalikan) dari fardhu/wajib, yang berkonotasi pula nafilah atau mandub. Dalam kitab Nizham al-Islam ini, Syaikhuna al-'Allamah al-Qadhi Taqiyuddin al-Nabhani, memetakan penggunaan istilah sunnah untuk dua kondisi tersebut, yang ma'lum digunakan dalam ushul fikih dan fikih pada konteksnya masing-masing:

Pertama, Sunnah dalam artian mandub, nafilah, kebalikan dari fardhu/wajib (muqabil al-fardh aw al-wajib);

Kedua, Sunnah dalam artian yang lebih luas, yakni segala hal yang dinukil dari Nabi ﷺ, sama saja apakah ia perkara fardhu/wajib atau nafilah/mandub.

Dimana Syaikhuna Taqiyuddin al-Nabhani dalam bab tersebut menjelaskan makna sunnah pada sisi ini:

 تطلق السنة على ما صدر عن الرسول ﷺ من الأدلة الشرعية مما ليس قرآنًا، ويدخل في ذلك أقوال النبي ﷺ وأفعاله وتقاريره -سكوته-.
"Sunnah disebutkan untuk segala hal yang bersumber dari Rasul ﷺ berupa dalil-dalil syar'iyyah selain al-Qur'an, mencakup perkataan-perkataan Nabi ﷺ, perbuatan-perbuatannya serta persetujuannya."

Sunnah seperti apa? Salah satunya Khalifah 'Umar bin 'Abdul 'Aziz menegaskan:

«سَنَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَوُلَاةُ الْأَمْرِ مِنْ بَعْدِهِ سُنَنًا، الْأَخْذُ بِهَا اتِّبَاعٌ لِكِتَابِ اللَّهِ تَعَالَى، وَاسْتِكْمَالٌ لِطَاعَةِ اللَّهِ تَعَالَى، وَقُوَّةٌ عَلَى دِينِ اللَّهِ، لَيْسَ لِأَحَدٍ مِنَ الْخَلْقِ تَغْيِيرُهَا , وَلَا تَبْدِيلُهَا، وَلَا النَّظَرُ فِي شَيْءٍ خَالَفَهَا، مَنِ اهْتَدَى بِهَا فَهُوَ مُهْتَدٍ، وَمَنِ اسْتَنْصَرَ بِهَا فَهُوَ مَنْصُورٌ، وَمَنْ تَرَكَهَا اتَّبَعَ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ، وَوَلَّاهُ اللَّهُ مَا تَوَلَّى، وَأَصْلَاهُ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا»

"Rasulullah ﷺ dan para ulil amri setelahnya (khulafa' rasyidun) telah menggariskan adanya sunnah, yakni sikap berpegang teguh pada Kitabullah, dan menyempurnakan keta'atan kepada Allah, menegakkan kekuatan (fondasi kehidupan) di atas Din Allah, tidak boleh ada seorang pun dari makhluk-Nya yang boleh mengubahnya, tidak boleh pula menggantikannya (dengan sunnah selainnya), dan tidak dilihat sedikit pun apapun yang menyelisihi sunnah tersebut, siapa saja yang mengambil petunjuk darinya maka ia menjadi orang yang tertunjuki, siapa saja yang mencari kemenangan dengannya maka ia akan diberikan kemenangan, dan siapa saja yang meninggalkannya dengan mengikuti selain jalan orang-orang beriman, maka Allah akan menyerahkan dirinya pada apa ia jadikan tempat bergantung (selain Allah), dan menyeretnya ke dalam Jahannam, dan ia adalah seburuk-buruknya tempat kembali." 
(Abu Bakar al-Ajurri, Al-Syarî’ah, Riyadh: Dar al-Wathan, cet. II, 1420 H, I/407; Ibn Abdul Barr al-Andalusi, Jâmi’ Bayân al-‘Ilm wa Fadhlihi, KSA: Dar Ibn al-Jauzi, cet. I, 1414 H, II/1176)

Sumber: Majelis Abu Naveed al Atsari

Video Dakwah Pilihan
Previous Post
Next Post

Man 'Arofa Nafsihi 'Arofa Robbuhu | #IslamSelamatkanNegeri

0 komentar: