Minggu, 01 Desember 2019

[MAKALAH] Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran


Hasil gambar untuk membuka pelajaran"


BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang Masalah

Pada umumnya saat proses pembelajaran berlangsung guru dituntut untuk memiliki sejumlah keterampilan dalam mengajar peserta didiknya, seperti: terampil membuka pelajaran, terampil menutup pelajaran, terampil menjelaskan, terampil variasi gaya mengajar, terampil bertanya dan memberi penguatan, dan terampil membimbing diskusi kelompok kecil. Semua keterampilan itu harus bisa dilakukan oleh seorang guru di dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari tentunya sesuai dengan prosedur minimal (standar proses) yang telah ditetapkan, atau bahkan akan lebih baik bila guru berkreativitas dan berinovasi lebih sesuai tuntutan perkembangan zaman.

Namun demikian, masih banyak guru dalam pembelajaran sering tidak melakukan usaha membuka dan menutup pelajaran tersebut. Hal ini dapat menyebabkan mental siswa tidak siap untuk menerima pelajaran dan perhatian siswa belum terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Sebagai akibatnya adalah siswa akan merasa bahwa pelajaran yang diterimanya membosankan, tidak bermakna baginya, sukar dipahami, dan mereka akan tidak berusaha keras untuk memahaminya.

Ada berbagai alasan mengapa guru tidak melakukan kegiatan membuka dan menutup pelajaran antara lain karena lupa, tidak ada waktu, atau memang belum mempunyai keterampilan untuk melaksanakannya. Karena pentingnya fungsi membuka dan menutup pelajaran ini dalam pembelajaran, maka sangat perlu bagi setiap guru untuk memperoleh pengalaman serta latihan yang intensif dalam membuka dan menutup pelajaran.

Dalam makalah ini, penulis mencoba memberikan informasi mengenai keterampilan mentup pelajaran dari berbagai sumber. Karena keterampilan menutup pelajaran adalah salah satu hal terpenting yang ada dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari maka perlu diperhatikan dengan seksama setiap bagian dari penutup.

B.            Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang telah dijelaskan, maka secara garis besar ada beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1.        Apa pengertian keterampilan membuka dan menutup pelajaran?
2.        Apa tujuan keterampilan membuka dan menutup pelajaran?
3.        Apa saja manfaat keterampilan membuka dan menutup pelajaran?
4.        Apa saja prinsip-prinsip keterampilan membuka dan menutup pelajaran?
5.        Apa saja komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran?

C.           Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.        Untuk mengetahui pengertian keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
2.        Untuk mengetahui  tujuan keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
3.        Untuk mengetahui manfaat keterampilan membuka dan menutup pelajaran
4.        Untuk mengetahui prinsip-prinsip keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
5.        Mengetahui komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran.


 BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi peserta didik agar minat dan perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya. Kegiatan membuka pelajaran dilakukan pada awal perkuliahan. Pada saat ini tenaga pendidik mengemukakan tujuan yang akan dicapai, menarik perhatian peserta didik, memberi acuan, dan membuat kaitan antara materi yang telah dikuasai oleh peserta didik dengan bahan yang akan dipelajarinya. Guru dikatakan telah membuka pelajaran apabila telah berhasil membuka konflik psikis pada diri siswa siswa.
Keterampilan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Usaha menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup pelajaran ini harus dilakukan guru tidak saja pada akhir jam pelajaran tetapi juga pada akhir setiap penggal kegiatan dari inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu. Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup pelajaran juga tidak mencakup urut-urutan kegiatan rutin seperti memberi tugas dirumah, tetapi kegiatan yang ada kegiatan langsung dengan penyampaian materi pelajaran.
 B.       Tujuan Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
1.   Membantu mempersiapkan diri agar sejak semula sudah dapat membayangkan pelajara yang akan dipelajari.
2.      Menimbulkan minat dan perhatian peserta didik pada apa yang akan dipelajari.
3.     Membantu peserta didik untuk mengetahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan.
4.  Membantu peserta didik untuk mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang telah dikuasainya dengan hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang belum dipelajari atau yang belum dikenalnya.
Tujuan keterampilan menutup pelajaran, antara lain:
1.             Mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam mempelajari materi pelajaran.
2.             Mengetahui tingkat keberhasilan tenaga pendidik dalam pembelajaran.

C.      Manfaat Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Manfaat keterampilan membuka dan menutup pelajaran dalam pembelajaran mempunyai pengaruh terhadap proses dan hasil belajar, antaralain:
1.     Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menghadapi tugas-tugas yang akan dikerjakan.
2.             Siswa mengetahui dengan pasti batas-batas tugas yang akan dikerjakan.
3.         Siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-pendekatan yang mungkin diambil dalam mempelajari bagian-bagian dari suatu mata pelajaran.
4.       Siswa mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang telah dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang masih asing baginya.
5.      Siswa dapat menggabungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan atau konsep-konsep yang tercakup dalam suatu peristiwa.
6.             Siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mempelajari pelajaran itu, Sedangkan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mengajar.

D.      Prinsip-Prinsip Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Sebagaimana keterampilan mengajar lainnya, ada prinsip-prinsip yang mendasari penggunaan komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran yang harus dipertimbangkan oleh guru. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut:

1.      Bermakna 
    Dalam usaha menarik perhatian atau memotivasi siswa guru hendaknya memilih cara yang relevan dengan isi dan tujuan pelajaran. Cara atau usaha yang sifatnya dicari-cari atau dibuat-buat hendaknya dihindarkan. Cerita singkat atau lawakan yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran mungkin sementara bisa memikat siswa tetapi akan gagal dalam mewujudkan kelangsungan penguasaan pelajaran.
2.      Berurutan dan berkesinambungan
      Aktivitas yang ditempuh oleh guru dalam memperkenalkan dan merangkum kembali pokok-pokok penting pelajaran hendaknya merupakan bagian dari kesatuan yang utuh. Dalam mewujudkan prinsip berurutan dan berkesinambungan ini perlu diusahakan suatu susunan yang tepat, berhubungan dengan minat siswa, ada kaitannya yang jelas antara satu bagian dengan bagian lainnya, atau ada kaitannya dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dimilki siswa.
E.       Komponen-Komponen Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

1.      Komponen-Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran
     Penerapan keterampilan membuka pelajaran pada awal suatu jam pelajaran atau pada setiap penggal kegiatan dalam inti pelajaran, guru harus melakukan kegiatan membuka pelajaran. Komponen-komponen keterampilan membuka pelajaran itu meliputi: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberikan acuan dan membuat kaitan. Tiap komponen terdiri dari beberapa kelompok aspek dan kegiatan yang saling berhubungan. Sebagai keterampilan maka sifatnya integratif dan ada beberapa komponen yang tumpang tindih. Komponen-komponen dan aspek-aspeknya menurut Abimanyu (1985) adalah sebagai berikut:

a.    Menarik perhatian siswa
   Banyak cara yang dapat digunakan guru untuk menarik perhatian siswa, antara lain seperti berikut:
1)      Gaya mengajar guru.
   Guru hendaknya memvariasikan gaya mengajarnya agar dapat menimbulkan perhatian siswa. Misalnya guru memilih posisi di kelas dan memilih kegiatan yang berbeda dari yang biasanya dia kerjakan dalam membuka pelajaran.
2)      Penggunaan alat bantu mengajar.
    Guru dapat menggunakan alat-alat bantu mengajar seperti gambar, model, skema, dan sebagainya untuk menarik perhatian siswa, serta dapat pula menimbulkan motivasi dan memungkinkan terjadi kaitan antara hal-hal yang telah diketahui dengan hal-hal baru yang akan dipelajari.
3)      Pola interaksi yang bervariasi. 
   Variasi pola interaksi guru siswa yang biasa, seperti guru menerangkan siswa mendengarkan, atau guru bertanya siswa menjawab, hanya dapat menimbulkan rangsangan permulaan saja. Siswa belum sepenuhnya dapat memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang akan dipelajari. Oleh karena itu, agar siswa dapat tertarik perhatiannya, guru hendaknya mengadakan pola interaksi yang bervariasi dalam menyelenggarakan pembelajaran.
b.      Menimbulkan motivasi
      Salah satu tujuan dari prosedur membuka pelajaran adalah memilih secara hati-hati hal-hal yang menjadi perhatian siswa. Hal-hal yang menjadi perhatian siswa itu hendaknya dapat digunakan untuk menimbulkan motivasi. Dengan adanya motivasi itu, pembelajaran menjadi dipermudah. Oleh karena itu, guru hendaknya melakukan berbagai cara untuk menimbulkan motivasi itu. Sedikitnya ada 4 (empat) cara untuk menimbulkan motivasi, yaitu:
1)      Dengan kehangatan dan keantusiasan
Guru hendaknya bersikap ramah, antusias, bersahabat, dan hangat. Sebab sikap yang demikian itu dapat menimbulkan faktor-faktor dari dalam yang mendorong tingkah laku dan kesenangan dalam mengerjakan tugas. Siswa akan timbul motivasinya untuk belajar.
2)      Dengan menimbulkan rasa ingin tahu
Guru dapat membangkitkan motivasi siswa dengan cara menimbulkan rasa ingin tahu dan keheranan pada siswa.

3)      Mengemukakan ide yang bertentangan
Untuk menimbulkan motivasi siswa, guru dapat melontarkan ide-ide yang bertentangan dengan mengajukan masalah atau kondisi-kondisi dari kenyataan sehari-hari.
4)      Dengan memperhatikan minat siswa
    Guru dapat menimbulkan motivasi siswa dengan cara menyesuaikan topik-topik pelajaran yang diminati siswa.
c.         Memberi acuan (structuring)
    Memberi acuan diartikan sebagai usaha mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang akan dipelajari dan cara yang hendak ditempuh dalam mempelajari materi pelajaran. Untuk itu usaha dan cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah:

1)      Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas.
    Guru hendaknya terlebih dahulu mengemukakan tujuan pelajaran dan batas-batas tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, agar mereka memperoleh gambaran yang jelas tentang ruang lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari serta tugas-tugas yang harus dikerjakan.

2)      Menyarankan langkah – langkah yang akan dilakukan
      Pada permulaan atau pada saat-saat tertentu selama penyajian pelajaran, siswa akan terarah usahanya dalam mempelajari materi pelajaran jika guru dapat memberi saran-saran tentang langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan.
3)      Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas
     Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas. Misalnya dengan mengingatkan siswa untuk menemukan hal-hal positif dari sifat-sifat tentang sesuatu konsep, manusia, benda, gambar-gambar, dan sebagainya. Di samping hal-hal positif, kemudian siswa perlu pula diingatkan untuk menemukan hal-hal yang negatif, yang hilang atau yang kurang lengkap.
4)      Mengajukan pertanyaan – pertanyaan
   Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru sebelum mulai menjelaskan materi pelajaran akan mengarahkan siswa dalam mengantisipasi isi pelajaran yang akan dipelajari
d.        Membuat kaitan
       Jika guru akan mengajarkan materi pelajaran yang baru, guru perlu menghubungkannya dengan hal-hal yang telah dikenal siswa atau dengan pengalaman-pengalaman, minat, dan kebutuhan-kebutuhan siswa. Hal itulah yang disebut bahan pengait. Contoh usaha-usaha guru untuk membuat kaitan:
1)    Membuat kaitan antar aspek-aspek yang relevan dari bidang studi yang telah dikenal siswa. Dalam permulaan pelajaran guru meninjau kembali sampai seberapa jauh pelajaran yang diberikan sebelumnya telah dipahami. Caranya, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada siswa, tetapi dapat pula merangkum isi materi pelajaran terdahulu secara singkat.
2)      Guru membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah diketahui. Hal ini dilakukan jika bahan baru itu erat kaitannya dengan bahan pelajaran yang telah dikuasai.
3)      Guru menjelaskan konsep atau pengertiannya lebih dahulu sebelum menyajikan bahan secara terperinci. Hal ini dilakukan karena bahan pelajaran yang akan dijelaskan sama sekali baru.
       
         2.      Komponen-Komponen Keterampilan Menutup Pelajaran
     Menjelang akhir dari suatu pelajaran atau pada akhir setiap penggal kegiatan, guru harus melakukan kegiatan menutup pelajaran. Hal ini harus dilakukan agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi pelajaran yang telah dipelajari. Menurut Abimanyu (1985) cara-cara yang dapat dilakukan guru dalam menutup pelajaran ini adalah sebagai berikut: 

1.      Meninjau Kembali
   Menjelang akhir suatu jam pelajaran atau pada akhir setiap penggal kegiatan, guru meninjau kembali apakah inti pelajaran yang diajarkan telah dikuasai siswa. Ada dua cara meninjau kembali penguasaan inti pelajaran itu, yaitu merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan.

2.      Merangkum inti pelajaran.
  Pada dasarnya kegiatan merangkum inti pelajaran ini terdapat sepanjang proses pembelajaran. Misalnya, pada saat guru selesai menjelaskan ciri-ciri bangun ruang kubus, atau jika guru membuat kesimpulan secara lisan hasil diskusi yang ditugaskan pada siswa, setelah selesai sejumlah pertanyaan dijawab oleh siswa, pada saat menjelang pergantian topik bahasan, dan tentu saja pada saat pembelajaran akan diakhiri. Selain guru, siswa dapat juga diminta untuk membuat rangkuman secara lisan. Tetapi jika rangkuman yang dibuat oleh siswa itu salah atau kurang sempurna, guru harus membetulkan atau menyempurnakan rangkuman itu.

3.      Membuat Ringkasan
Cara lain yang dapat ditempuh untuk memantapkan pokok-pokok materi yang diajarkan adalah membuat ringkasan. Selain manfaat tersebut, dengan ringkasan itu siswa yang tidak memiliki buku sumber atau siswa yang lambat belajar dapat mempelajarinya kembali. Pembuatan ringkasan itu dapat dilakukan oleh guru, dapat pula dilakukan oleh siswa secara perorangan atau kelompok, dan dapat pula dilakukan oleh guru dan siswa bersama-sama.

4.      Mengevaluasi
Salah satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah memperoleh wawasan yang utuh tentang suatu konsep yang diajarkan selama satu jam pelajaran atau sepenggal kegiatan tertentu adalah dengan penilaian. Untuk maksud tersebut guru dapat meminta siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan secara lisan atau mengerjakan tugas-tugas. Bentuk-bentuk evaluasi itu secara terperinci adalah sebagai berikut:
a)        Mendemonstrasikan keterampilan.
  Pada akhir kegiatan siswa dapat diminta untuk mendemonstrasikan keterampilannya. Misalnya, setelah guru selesai menerangkan konsep fisika, guru meminta siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis.
b)      Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain
  Misalnya, setelah guru menerangkan gerak lurus lalu siswa disuruh menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan gerak lurus.
c)      Mengekspresikan pendapat siswa sendiri
     Guru dapat meminta siswa untuk memberi komentar tentang keefektifan sesuatu demonstrasi yang dilakukan guru atau siswa-siswa lain.
d)     Soal – soal tertulis
Guru dapat memberikan soal-soal tertulis untuk dikerjakan siswa. Soal-soal tertulis itu dapat berbentuk uraian, tes objektif, atau melengkapi lembaran kerja. 


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
 Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi peserta didik agar minat dan perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya. Guru dikatakan telah membuka pelajaran apabila telah berhasil membuka konflik psikis pada diri siswa siswa. Keterampilan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran.

  Tujuan keterampilan membuka pelajaran adalah untuk membantu mempersiapkan diri, menimbulkan minat dan perhatian dalam pelajaran, membantu peserta didik untuk mengetahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan, dan membantu peserta didik untuk mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang telah dikuasainya dengan hal-hal baru yang akan  atau yang belum dipelajari atau yang belum dikenalnya. Sedangkan tujuan keterampilan menutup pelajaran adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam mempelajari materi pelajaran dan mengetahui tingkat keberhasilan tenaga pendidik dalam pembelajaran.

Manfaat keterampilan membuka dan menutup pelajaran untuk siswa dapat menimbulkan perhatian dan motivasi, mengetahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan, mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-pendekatan, mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang telah dikuasai. dengan hal-hal baru, dapat menggabungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan atau konsep-konsep yang tercakup dalam suatu peristiwa, dan dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mempelajari pelajaran itu, Sedangkan untuk guru dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mengajar.

Prinsip-prinsip keterampilan membuka dan menutup pelajaran ada dua, yaitu “Bermakna” dan “Berurutan dan Berkesinambungan”.

Komponen-komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan, serta membuat kaitan. Sedangkan komponen-komponen keterampilan menutup pelajaran meliputi meninjau kembali dan mengevaluasi.

B.     Saran
      Dengan adanya keterampilan membuka dan menutup pelajaran,  calon pendidik diharapkan untuk mempelajari, memahami, dan mempraktekkannya dalam setiap proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.


 DAFTAR PUSTAKA

Benson, Clarence H. 1980. Teknik Mengajar. Malang: Gandum Mas.
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan  Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 1989. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Sadiman , Aref S. dkk.. 1986. Media Pendidikan.Jakarta: Rajawali.
Silberman, Melvin L. 2005. Active Learning, terj. Muqowim dkk.. Yogyakarta:      Yappendis.
Soli, Abimanyu, PAH, D.N., Joni, R (ed.). 1985. Keterampilan Bertanya Dasar  dan Lanjut. Jakarta: Tim Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga  Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.











Previous Post
Next Post

Man 'Arofa Nafsihi 'Arofa Robbuhu | #IslamSelamatkanNegeri

0 komentar: