Senin, 14 Oktober 2019

MUQADIMAH: Syarh al-Manzhumah al-Baiquniyyah Bait 1 dan 2




MUQADDIMAH

Al Manzhumah Al Baiquniyyah adalah sebuah matan (nazham) ringkas dalam ilmu hadits, yang disusun oleh Syaikh Umar bin Muhammad bin Futuh Al Baiquniy al-Dimasyqy al-Syafi’I, dimana beliau hidup sebelum tahun 1080 H.

Manzhumah ini terdiri dari 34 bait dan disusun diatas bahr rajaz

منظومة البيقونية 

أَبْـدَأُ بِالحَمْـدِ مُـصَلِّياً علـى * مُحَمَّــدٍ خَيْرِ نَبيِّ أُرْسِلا
وَذي مـنْ أقسـامِ الحَديثِ عِدَّهْ * وَكُـلُّ وَاحِـدٍ أَتَى وَعَـدَّهْ
أَوَّلُهَا الصَّحِيحُ وَهُـوَ مَا اتَّصَـلّْ* إسْنَادُهُ وَلَمْ يَشُـذَّ أَوْ يُعَـلّْ
يَرْويهِ عَدْلٌ ضَـابِطٌ عَنْ مِثْلِـهِ  * مُعْتَمَـدٌ فِي ضَبْطِهِ وَنَقْلِـهِ
وَالحَسَنُ المَعْروفُ طُرْقـاً وَغدَتْ * رِجَالَهُ لا كَالصَّحِيحِ اشْتَهَرَتْ
وَكُلُّ مَا عَنْ رُتْبَةِ الحُسْنِ قَصُـرْ * فَهُوَ الضَّعِيفُ وَهْوَ أَقْسَامَاً كَثُرْ
وَمَـا أُضِيفَ لِلنَّبي المَرْفُــوعُ * وَمَـا لِتَابِعٍ هُـوَ المَقْطُـوعُ
والمُسْنَدُ المُتَّصِلُ اْلإسْنَادِ مِــنْ * رَاوِيهِ حَتَّى المُصْطَفَى ولَمْ يَبِنْ
وَمَـا بِسَـمْعِ كُلِّ رَاوٍ يَتَّصِـلْ * إسْنَادُهُ لِلْمُصْطَفَى فَالْمُتَّصِـلْ
مُسَلْسَلٌ قُلْ مَا عَلَى وَصْفٍ أَتَى * مِثْلُ أَمَا وَاللـهِ أَنْبَانِي الْفَتَـى
كَـذَاكَ قَـدْ حَدَّثَنِيهِ قَائِمــا * أَوْ بَعْـدَ أَنْ حَدَّثَنِـي تَبَسَّـما
عَزِيزُ مَرْوِي اثْنَينِ أَوْ ثَلاَثَــهْ * مَشْهُورُ مَرْوِي فَوْقَ مَـا ثَلاَثَهْ
مُعَنْعَنٌ كَعَنْ سَعِيدٍ عَـنْ كَـرَمْ * وَمُبْهَمٌ مَـا فيهِ رَاوٍ لَمْ يُسَـمّْ
وَكُـلُّ مـَا قَلَّتْ رِجَالُهُ عَـلاَ * وَضِـدُهُ ذَاكَ الَّذِي قَدْ نَـزَلاَ
وَمَا أَضَفْتَهُ إِلى الأَصْحَـابِ مِنْ * قَوْلٍ وَفِعْلٍ فَهْوَ مَوْقُوفٌ زُكِنْ
وَمُرْسَـلٌ مِنْهُ الصَّحَابِيُّ سَقَطْ * وَقُلْ غَرِيبٌ مَا رَوَى رَاوٍ فَقَطْ
وَكُـلُّ مَا لَـمْ يَتَّصِلْ بِحَـالِ * إِسْـنَادُهُ مُنْقَطِعُ اْلأوْصَـالِ
وَالمُعْضَلُ السَّـاقِطُ مِنْهُ اثْنَـانِ * وَمَـا أَتَى مُدَلَّسـاً نَوْعَـانِ
الأَوَّلُ الاسْـقَاطُ للشَّيْخِ وَأنْ * يَنْقُـلَ عَـمَّنْ فَوْقَهُ بِعَنْ وَأَنْ
وَالثَّانِ لا يُسْـقِطُهُ لَكِنْ يَصِفْ * أَوْصَـافَهُ بِمَا بِـهِ لا يَنْعَـرِفْ
وَمَا يُخَـالِفْ ثِقَةٌ فِيـه المَـلا * فَالشَّاذُّ وَالمَقْلُوبُ قِسْمَانِ تَـلا
إِبْـدَالُ رَاوٍ مَا بِرَاوٍ قِسْــمُ * وَقَلْبُ إِسْـنَادٍ لِمَتْنٍ قِسْــمُ
وَالْفَـرْدُ مَا قَيَّدْتَـهُ بِثِقَــةِ * أَوْ جَمْعٍ أَوْ قَصْرٍ عَلَى رِوَايَـةِ
وَمَـا بِعِلَّةٍ غُمُوضٍ أَوْ خَفَــا * مُـعَلَّلٌ عِنْدَهُـمُ قَـدْ عُرِفَـا
وَذو اخْتِلافِ سَـنَدٍ أَوْ مَتْـنِ * مُضْطَرِبٌ عِنْدَ أُهَـيْلِ الْفَـنِّ
وَالمُدْرَجَاتُ في الحَدِيثِ مَا أَتَتْ * مِنْ بَعْضِ أَلْفَاظِ الرُّواةِ اتَّصَلَتْ
وَمَا رَوَى كُلُّ قَرِينٍ عَنْ أَخِـهْ * مُدَبَّجٌ فَاعْرِفْهُ حَقَـاً وَانْتَخِـهْ
مُتَّفِقٌ لَفْظـاً وَخَطـاً مُتَّفِـقُ * وَضِدُّهُ فِيمَــا ذَكَرْنَا المُفْتَرِقْ
مُؤتَلِفٌ مُتَّفِقُ الخَطِّ فَقَـــطْ * وَضِدُّهُ مُخْتَلِفٌ فَاخْشَ الغَلَطْ
وَالمُنْكَرُ الْفَرْدُ بِهِ رَاو غَــدَا * تَعْدِيلُهُ لا يَحْمِــلُ التَّفَـرُّدَا
مَتْرُوكُهُ مَا وَاحِدٌ بِهِ انْفَــرَدْ * وَأَجْمَعُوا لِضَعْفِهِ فَهْوَ كَــرَدّْ
وَالكَــذِبُ المُخْتَلَقُ المَصْنُوعُ * عَلَى النَّبِي فَــذَلِكَ المَوْضُوعُ
وَقَــدْ أَتَتْ كَالجَوْهَرِ المَكْنُونِ * سَــمَّـيْتُهَا مَنْظُومَةَ البَيْقُونِي
فَـــوْقَ الثَّلاثِينَ بِأَرْبَعٍ أَتَتْ * أَبْيَاتُهـــَا ثُمَّ بِخَيرٍخُـتِمَتْ

Definisi: musthalah hadits adalah ilmu yang mempelajari kondisi perawi (sanad) serta apa yang diriwayatkannya (matan) dilihat dari sisi diterima (dijadikan hujjah) dan ditolak (tidak dapat dijadikan hujjah).

Objek pembahasan: Sanad dan Matn; dari sisi diterima dan ditolaknya.

Faidah mempelajarinya: Kemampuan membedakan hadits yang shahih (hujjah) dari yang dhaif (bukan hujjah).

Keutamaan mempelajarinya: Imam Nawawi berkata, “Ilmu hadis adalah diantara ilmu yang paling utama, yang mendekatkan kepada Rabb semesta alam. Bagaimana tidak, ia adalah penjelasan atas jalan sebaik-baik makhluk, yang dahulu dan yang terakhir.” [Tadrib Ar-Rawi, hal. 26]




Penulis (al-Baiquny) berkata:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
أَبْدَأُ بِالحَمْدِ مُصَلِّيًا عَلَى مُحَمَّدٍ خَيْرِ نَبِيٍّ أُرْسِلاَ
Aku Memulai dengan al-hamd (pujian kepada Allah), seraya bershalawat atas Muhammmad, sebaik-baik nabi yang diutus

Penulis (al-Baiquni) memulai nazhamnya dengan al-hamd. Al-hamd adalah pensifatan al-mahmud (yang dipuji) dengan sifat yang sempurna, seraya mencintai dan mengagungkannya. Adapun pensifatan dengan sifat yang sempurna tanpa cinta dan pengagungan; karena takut misalnya, disebut al-madh, bukan al-hamd.

Kemudian bershalawat kepada Muhammad. Shalat atau shalawat secara bahasa adalah doa. Adapun sholawat Allah atas Rasul, maknanya adalah, sebagaimana yang dikatakan oleh Abul ‘Aliyah, bahwa shalawat Allah kepada Nabi-Nya adalah pujian Allah kepadanya dihadapan penduduk langit. Shalawat hamba kepada Nabi berarti doa (permohonan) agar Allah memujinya di hadapan penduduk langit.

Muhammad adalah nama Nabi dan Rasul terakhir. Al-Baiquni mensifatinya dengan sebaik-baik Nabi yang diutus. Hal ini sesuai sabda Rasulullah, “Aku adalah tuan (sayyid) seluruh manusia pada hari kiamat.”[HR Bukhari (3340), Muslim (327)]

وَذِيْ مِنَ اقْسَامِ الحَدِيْثِ عِدَّةْ وَكُلُّ وَاحِدٍ أَتَى وَحَدَّهْ
Dan inilah diantara beberapa dari macam-macam hadis. Setiap macamnya akan datang (dalam nadzm ini) beserta definisinya

Lafazh "min" disana untuk menunjukkan "sebagian" yang artinya apa yang dibahas di dalam kitab ini bukan "seluruh" bagian bagian dari ilmu hadits. Penulis menyebutkan bahwa nazham ini mencakup beberapa macam istilah hadis beserta definisinya. Macam-macam istilah hadis terbagi menjadi tiga; (1) yang hanya berhubungan dengan matan; seperti marfu’ (2) yang hanya berhubungan dengan sanad; seperti ‘aaly dan naazil (3) yang berhubungan dengan keduanya; seperti shahih dan hasan.[ Al-Taqrirat al-Saniyyah, Syarh al-Mandzumah al-Baiquniyyah, Hasan al-Masyath] Dan penulis akan menyebutkan tiga puluh dua macam hadis dalam nazham ini.

Hadits adalah setiap yang disandarkan kepada Nabi baik berupa perkataan, perbuatan, penetapan, sifat penciptaannya atau akhlaknya.

Selain istilah hadis ada istilah khabar dan atsar. Khabar lebih umum dari hadits; karena ia mencakup yang disandarkan kepada Nabi atau yang lainnya dari kalangan para sahabat, tabi’in atau yang setelahnya. Sementara atsar hanya untuk yang disandarkan kepada selain Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam.

Sumber: 
https://web.facebook.com/majeliskajianhaditsbandung/posts/1295352780489327


Ustadz Yuana Rian Tresna
Pengasuh: @majeliskajianhadits BANDUNG

Keterangan:
Kitab: al-Taqriiraat al-Suniyyah (Syarh al-Manzhumah al-Baiquniyyah)
Penyusun: Syeikh Hasan Muhammad al-Masyaath

Kitab Tambahan: Taysir Musthalah al-Hadiits
Previous Post
Next Post

Man 'Arofa Nafsihi 'Arofa Robbuhu | #IslamSelamatkanNegeri

0 komentar: