Selasa, 15 Oktober 2019

HADITS HASAN | Al-Manzhumah al-Baiquniyyah Bait 5




HADITS HASAN

وَالْحَسَنُ الْمَعْرُوْفُ طُرْقًا وَغَدَتْ ... رِجَالُهُ لا كَالصَّحِيْحِ اشْتَهَرَتْ
Dan hadits hasan adalah (hadits) yang telah diketahui jalan-jalan (periwayatan)-nya. Dan menjadilah.. ...para perawinya tidak seperti hadits shahih (dalam hal) keterkenalannya.



Yang kedua dari macam-macam hadits adalah istilah hasan. 
Secara bahasa, hasan adalah sesuatu yang disukai oleh hati. Adapun secara istilah, sebagaimana yang disebutkan penulis, hadits hasan adalah hadits yang jalur-jalurnya terkenal; maksud dari ungkapan Baiquny ini adalah sanadnya tersambung. 

Para perawinya, dalam hal ‘adalah dan dhabt juga terkenal, namun tidak seterkenal para perawi hadits shahih; maksudnya adalah bahwa perawi hadits hasan derajatnya dibawah hadits shahih dari sisi dhabt. Dan inilah yang membedakan hadits hasan dengan hadits shahih. Kualifikasi perawi hadits hasan memiliki kekurangan dari sisi dhabt (khafif ad-dhabt).

Selain sifat-sifat diatas, hadits hasan juga tentu saja disyaratkan tidak syadz dan tidak terdapat padanya illah sebagaimana syarat yang terdapat pada hadits shahih.

Dalam ungkapan lain, hadits hasan adalah,

هُوَ مَا اتَّصَلَ سَنَدُهُ بِنَقْلِ العدْلِ الَّذِي خَفَّ ضَبْطُهُ، عَنْ مِثْلِهِ إِلَى مُنْتَهَاهُ، مِنْ غَيْرِ شُذُوْذٍ وَلَا عِلّةٍ .
Hadits hasan adalah hadits yang bersambung sanadnya, dengan penukilan perawi yang adil namun ringan dhabthnya, dari perawi yang semisal dengannya sampai akhir sanad haditsnya, tanpa adanya syadz dan juga tanpa adanya ‘illah. (Ta’liq dalam Taqrirat al-Sunniyyah).

Definisi diatas perlu mendapatkan perhatian dikarenakan definisi tersebut mengisyaratkan bahwa hadits dikatakan hasan apabila pada seluruh sanadnya para perawinya memiliki dhabt yang ringan, padahal cukuplah salah satu dari mata rantai sanad  adalah perawi yang dhabt nya ringan maka telah menjadikan hadits tersebut hasan.

Maka berdasarkan definisi hadits hasan yang diberikan oleh Syaikh Mahmud Thahhaan dan ini juga yang dinukil oleh Syaikh Ali Hasan dalam al-Ta'liqat nya maka syarat hadits hasan adalah :

1. Sanadnya bersambung
2. Ad Dalaah (adil) para perawinya.
3. Perawinya (baik seluruhnya atau salah satu ) memiliki dhabt yang ringan
4. Tidak syadz 
5. Iidak adanya illah.

Jadi yang membedakan antara hadits shahih dengan hasan ada pada tingkat dhabt rawi, dimana hadits shahih (lidzatihi) dhabt rawinya dijadikan sandaran pada riwayat dan penukilannya (dhabtnya sempurna) sedangkan hadits hasan dhabt rawinya ringan.

Definisi hadits hasan yang dibawakan oleh Al Baiquniy diatas yakni, "Hadits hasan adalah hadits yang perawinya dapat diketahui dan jelas lagi terkenal" adalah definisi yang diambil dari Al Khattabi. Defisini hadits hasan yang banyak beredar selain definisi Al Khattabi juga definisi At Tirmidizi.

Definisi menurut berbagai ulama adalah:

1. Menurut al-Khathabi: hadits hasan yaitu hadits yang diketahui tempat keluarnya, para perawinya masyhur (dikenal), menjadi tempat beredarnya banyak hadits, diterima oleh banyak ulama dan digunakan sebagian besar fuqaha.
2. Menurut at-Tirmidzi: setiap hadits yang diriwayatkan yang di dalam sanadnya tidak ada rawi yang dituduh berdusta, haditsnya tidak syadz, diriwayatkan pula haditsnya melalui jalan lain; hadits seperti ini menurut kami adalah hadits hasan.
3. Menurut Ibnu Hajar: hadits ahad yang diriwayatkan oleh rawi yang adil, ke-dlabit-annya sempurna, sanadnya bersambung, haditsnya tidak ‘ilat maupun syadz; hadits yang semacam ini adalah hadits shahih li dzatihi. Jika derajat ke-dlabit-annya lebih rendah, itulah hadits hasan li dzatihi.

.......

Previous Post
Next Post

Man 'Arofa Nafsihi 'Arofa Robbuhu | #IslamSelamatkanNegeri

0 komentar: